Membuat pengetahuan berkarya bagi hutan dan rakyat
Menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan praktik dalam tata kelola lanskap berhutan
Informasi lebih lanjutTropenbos Indonesia menyelenggarakan sebuah lokakarya nasional bertajuk “Penguatan hak masyarakat lokal dan ketahanan lanskap” di Jakarta, pada Rabu, 19 November 2025. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta, termasuk perwakilan dari Kementerian Kehutanan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara, akademisi, perwakilan dari organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, maupun kelompok masyarakat dari tingkat tapak.
Perempuan adat dan masyarakat lokal di Kalimantan Barat memiliki kontribusi penting dalam melindungi hutan, mengelola sumber daya alam, dan melestarikan pengetahuan tradisional. Namun, banyak di antara mereka masih mengalami hambatan untuk bisa berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan di tingkat desa, apalagi di tingkat yang lebih tinggi. Keterbatasan akses pendidikan, norma gender, struktur social, dan kurangnya kesempatan memimpin seringkali menjadi hambatan, sehingga suara mereka seringkali kurang terwakili.
Tahukah Anda bahwa 1 Oktober diperingati sebagai hari kopi internasional? Wah, saya juga baru menyadarinya setelah meninggalkan café Kojal di Pontianak siang itu. Kok bisa pas ya, kami menikmati kopi Simpang Dua – salah satu menu andalan café Kojal – pada hari itu seolah merayakan hari kopi internasional. Bagi kami, ini memang semacam perayaan kecil, setelah hampir 4 tahun mendampingi petani kopi di Simpang Dua untuk membangkitkan kembali komoditas yang hampir tenggelam ini.
Mendukung terciptanya bentang alam produktif dan lestari melalui program tata kelola berkelanjutan yang mencakup strategi untuk meningkatkan keamanan pangan, pemanfaatan hutan dan lahan secara bertanggung jawab, serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim